Tugas Filsafat (2) "Bahasa yang baik dan baku"

Nama Kelompok:
  1. Lutfiatul Ilmiyah                     (132154003)
  2. Maysaroh Tri Herlina              (132154005)
  3. Esti Ayu Kusumaningrum      (132154012)
Rangkuman:
BAHASA YANG BAIK DAN BAKU
            Martabat bahasa ialah tinggi atau rendahnya derajat bahasa dimata pemakainya atau dimata orang asing; banyak sedikitnya apresiasi yang diberikan orang terhadap bahasa tersebut. Bahasa Kreol dianggap sebagai bahasa yang derajatnya rendah, sedangkan bahasa bau lebih tinggi derajatnya. Tingginya derajat suatu bahasa dapat ditentukan oleh kemampuan bahasa sebagai alat komunikasi. Artinya semakin besar kemampuan bahasa dalam menyampaikan segala macam cipta, rasa dan karsa yang ada dimasyarakat maka semakin tinggi pula derajat bahasanya.
            Memang suatu bahasa harus kaya akan pembendaharaan kata idiom, jenis kalimat dan juga register khususnya, bukan kaya pada pembendaharaan bunyi dan afiks-afiksnya. Kekayaan yang terpenting terletak pada register khususnya, bukan pada dialeknya. Register yang kaya ialah yang dapat dipakai untuk menyampaikan segala macam pesan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama bidang kebudayaan. Dialek dianggap rendah karena dipakai oleh kalangan masyarakat yang terbatas.
            Agar kemampuan bahasa meningkat maka bahasa itu harus dipakai dalam berbagai bidang supaya martabatnya menjadi tinggi dan bahas tidak hilang. Pemakaian sebenarnya berarti kreativitas. Kreatif disini maksudnya bukan untuk menciptakan bentuk baru melainkan kreatifitas dalam tingkat pembangkitan atau pembangunan didalam memakai sarana yang sudah ada untuk mencapai tujuan-tujuan baru tertentu.
            Semakin hebat kemampuan bahasanya boleh dikatakan semakin hebat pula bangsanya. Bangsa yang maju berarti telah menguasai berbagai ilmu, teknologi dan teknik untuk mengatur dan memenuhi kebutuhan masyaraktnya. Semakin pandai rakyat dalam membaca dan menulis maka akan semakin banyak karya-karya yang dapat dibanggakan. Dengan demikian maka sistem tulis sangatlah diperlukan untuk mencatat pesan-pesan penting seperti hukum negara, penemuan-penemuan dan lain-lain. Dalam sistem tulis ini tentu saja ada pembakuan atau standarisasi. Standarisasi ini diperlukan untuk memudahkan pemahaman pesan dan pemakainya, agar dapat digunakan oleh masyarakat dari berbagai daerah dan golongan. Hal ini dimaksudkan agar suatu bahasa bersifat tetap, ajeg, konstan dan tidak berubah.
            Segala sesuatu yang mempunyai standar akan lebih dihormati. Contoh, ragam tutur formal yang dapat dipakai untuk mengkomunikasikan hal penting seperti ilmu pengetahuan, undang-undang, dsb.ragam tutur formal memang baku karena dianggap benar oleh masyarakat yang mengindahkan berbagai aidah aturan. Pembakuan bahasa yang baik tidak menimbulkan keraguan. Pembakuan dapat dilakukan melalui ketetapan pemerintah, tetapi ada juga yang bersifat alami.
            Kekayaan bahasa yang terpenting terdapat dalam pembendaharaan kata dan register khususnya, bukan pada jumlah dialek, ragamnya maupun tingkat tuturnya. Kekayaan ini bersifat pelan-pelan melalui penciptaan-penciptaan dalam bahasa  itu. Perkembangannya dapat dilihat dengan adanya istilah-istilah baru.secara tidak langsung kehormatan suatu bahasa tidak tergantung pada jumlah penuturnya. Namun banyaknya jumlah penutur memberi sumbangan kepada tercapainya wibawa bahasa yang tinggi. Jadi, bahasa yang baik harus mempunyai tingkat standarisasi dan kaya akan pembendaharaan kata serta register khususnya.
            Perubahan dan pembaharuan bahasa terjadi karena lima penyebab. Pertama, pemahaman anak yang sedikita berbeda terhadap bahasa orang tuanya. Sebagai contoh, adanya perubahan diftong /aw/ menjadi /e/. Kedua, adanya pengaruh dari masyarakat lain sehingga memperoleh kata-kata baru, bunyi baru dan butir tata bahasa baru dari bangsa lain yang menjadi relasinya. Ketiga, adanya inovasi khas sehubungan denan perkembangan kebudayaan yang dialami oleh penduduk tersebut. Contohnya, bahasa inggris yang diapakai oleh orang Amerika agak berbeda dengan yang dipakai oleh orang Australia. Keempat, adanya kreasi-kreasi baru sehubungan dengan kemesraan hubungan antar penduduk. Sebagai misal, timbulnya istilah-istilah baru dalam suatu kelompok. Kelima, adanya perubahan gramatika. Contohnya, bahasa inggris sekarang tidak lagi memakai penanda kasus seperti das, der, die, dem, den yang dulu digunakan dalam bahasa inggris kuno. 
            Dalam setiap masyarakat terdapat dialek yang berbeda-beda. Ada tiga macam dialek di dalam masyarakat berdasarkan kelasnya. Pertama adalah dialek kelas sosial. Dialek ini bergantung pada jenis masyarakatnya, ada yang berdasarkan keturunan/darah, pendidikan, ataupun ekonomi. Kedua adalah dialek profesi. Hal ini ditentuka oleh tipe pekerjaan yang dapat menimbulkan istilah-istilah khusus. Ketga adalah dialek etnik. Dialek ini berasal dari berbagai dialek suatu daerah dalam suatu bangsa. Selain itu ada juga yang disebut dialek pidjin (bahasa ibu). Bahasa baku atau dialek baku adalah bahasa atau dialek yang dipilih oleh masayarakat untuk berkomunikasi. Fungsinya untuk menyatukan masyarakat, sebagai pengantar kesopan-santunan, dan untuk mengendalikan laju perubahan dalek-dialk yang tumbuh. Bahasa baku bersifat kaya dan mempunyai tata aturan yang ketat. Bahasa baku berkembang diibukota negara, seperti jakarta, london,bangok,bandar seri begawan, dll.

            Bahasa baku biasanya mempunyai prestise yang lebih tinggi dibandingan dialek non baku. Bahasa baku dapat dipakai untuk nermusyawarah didalam parlemen, kabinet dan pertemuan politik yang lain. Timbulnya bahasa baku dipermudah oleh perbaikan sarana transportasi dan media masa. Karena adanya perbaikan tersebut maka bahasa baku semakin mudah menyebar. Contohnya, melalui radio, televisi, majalah, film, komunikasi kedinasan, guru-guru, buku ilmu pengetahuan bahkan para wisatawan asing. Cara timbul dan penyebaran ragam bahasa baku dapat disengaja dan juga tidak disengaja. Contohnya, pemakaian bahasa inggris sebagai bahasa nasional mengalahkan dialek-dialek lain dan bahkan menjadi bahasa internasional.
Category: , 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar