Bersalah. Guilty. Satu
kata yang bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Aku merasa bersalah sekali
akhir-akhir ini. Entahlah, aku tak tahu apa yang sudah kuperbuat. Hanya saja
persaan itu muncul begitu saja dan membuat hilang seluruh plan yang tlah kubuat
nanti. Kalau diingat, aku merasa bersalah kepada banyak orang. Tak sedikit
orang yang tak aku tlah kulukai, menurutku. Mulai dari tetangga, teman, guru
atau dosen bahkan saudara sendiri! Akh, ada apa dengan diriku sekarang? Aku
bingung. Sebenarnya aku sudah meminta maaf kepada saudaraku akan hal sudah aku
perbuat padanya. Tapi anehnya, ia cemberut dan menatapku heran. Sedangkan
temanku hanya menatapku sekilas saja. aku tak tahu apa dia tak mendengar ucapan
maafku atau dia mendengarnya tapi
berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa atau ada hal lain yang sedang
dipikirkannya.
Aku tak mengerti. Pikiranku tak tenang. Aku tak bisa lakukan hal apapun sekarang. Kalau
dipikir-pikir aku akui aku sudah melakukan sebisaku walau tak maksimal, tapi setidaknya aku sudah berusaha. Aku tahu
kalau usahaku belum cukup bahkan masih jauh dari yang diharapkan. Sekali lagi
aku dirudung masalah yang tak jelas. Tak jelas darimana aku mulai berpikir dan
merasa seperti ini hingga tak tahu bahkan tak jelas bagaimana aku bisa melewati
masalah ini. Yang pasti. Aku rasa aku hanya perlu menulis unek-unekku, pikiran
dan mengosongkan isi otakku. Aku bukan pemikir. Bahkan pencetus ide yang baru.
Aneh memang mengingat aku hanya seorang pelajar biasa yang terlalu banyak
berpikir atau pikiran. Sudah banyak yang berkata atau menasihatku kalau aku
harus santai. Jangan tegang. Rileks. Bahkan aku kembali ingat kalau akhir-akhir
ini aku juga menjadi sering pelupa. Aku pernah lupa tentang apa yang mau aku katakan
kepada saudaraku, dan hal itu terjadi hanya dalam waktu sedetik. Bayangkan!
Waktu sedetik saja aku bisa lupa. Tampak seperti aku sedang mengidap depresi
akut bukan.
Kembali kepada masalah bersalah tadi. Aku rasa aku sadar
bahwa apapun yang akan aku lakukan meski
itu masih berupa niat aku harus melakukannya dengan sepenuh hati. Tidak
boleh setengah-setengah. Mungkin atau perhaps
dengan melakukan hal itu aku bisa mengurangi bahkan menghilangkan rasa bersalah
yang menghantuiku kapan pun waktunya. Tak bisa diprediksi dan disangka juga
sebenarnya kapan saja waktu bersalah itu muncul. Dan aku hanya bisa mencegahnya. Yah, hanya itu. Akhir
kata aku ingin meminta maaf akan apa yang sudah aku lakukan baik itu perbuatan
buruk yang disengaja ataupun tak disengaja. Melalui tulisan ini, aku harap bagi
kalian yang membacanya mampu memaafkanku. Meski kalian mengenalku atau tidak,
aku mohon maafkanlah aku. mungkin dengan permintaan maaf kalian, kalian bisa
meringankan beban bersalahku kepada orang-orang yang belum aku mintai ungkapan
maaf ini. Terima kasih. Always love in peace. Salam cinta perdamaian.
0 komentar:
Posting Komentar