Review & Sinopsis "Hunger" by William Dalphin at Creepypasta Book

Baru saja aku membaca cerita pendek dari sebuah buku online di wattpad yang berjudul "Creepypasta". Pertama kali aku membaca judulnya pasti isinya adalah segelintir cerita yang berbau horor, misteri bahkan bisa juga cerita seorang psikopat. Entahlah, yang pasti kumpulan isi ceritanya adalah cerita yang mengerikan. Kali ini aku mau nge-review salah satu judul cerita yang ada di buku itu yang menurutku, ceritanya menarik. Judulnya, "Hunger".



Kisah ini bercerita tentang dua orang dokter yang bersahabat. Mereka berdua sering bertukar pasien ketika salah satu diantara keduanya sedang sibuk atau kosong. Hal itu sudah biasa mereka lakukan. Hingga suatu hari sahabat dari dokter A (aku sebut  dokter A dan B disini, karena memang nama tokohnya tak disebutkan dengan pasti) memintanya untuk menyelesaikan satu kasus yang sedang ia tangani. Dokter A menyanggupinya karena memang ia sedang tak begitu sibuk menangani kasus. Sahabatnya itu pun mengirim pasiennya dengan hanya menyebutkan namanya saja. Malangnya, sesuatu terjadi dengan pasien tersebut di tengah perjalanan menuju kantornya di lantai 11. Sedang kantor dokter B ada di lantai 10. Pasien itu pergi memakai lift. Awalnya, dokter A curiga karena menunggu begitu lama hingga ia keluar kantor bermaksud untuk melihat apa yang terjadi dengan pasien tersebut. Sayangnya, lift yang ditumpangi pasien itu macet. Dokter A berkesimpulan kalau lift itu akan bertahan selama satu jam. Ia berharapa pasiennya baik-baik saja. Pasiennya kali ini mengalami gangguan pola makan atau yang biasa disebut bulimia adalah suatu gangguan yang bisa menyebabkan penderitanya untuk selalu memuntahkan makanannya. Dan benar perkiraan dokter A bahwa lift itu akan bisa berjalan kembali usai satu jam. Anehnya, ketika ia mencoba untuk menjemput pasiennya.
Kerumunan yang berkumpul di depan lift begitu banyak. Ketika pintu lift terbuka, muncullah bau menyengat yang membuat orang disekitar tempat itu menutup hidungnya. Ada yang menggunakan sapu tangan, ada juga yang hanya menggunakan jari jemari tangannya. Bau tersebut seperti bau orang yang tak mandi selama berhari-hari. Seperti bau sampah juga. Yah, bau busuk yang menyengat. Namun, dokter A malah maju ke depan ketika orang-orang malah memutuskan untuk mundur. Dari dalam lift itu muncul seorang wanita berbadan besar yang beratnya kurang lebih 200kg. Ketika ia berjalan lemak ditubuhnya bergoyang-goyang. Matanya pun tidak terlihat jelas hingga hanya berbentuk dua titik hitam di atas pipinya. Ia keluar dengan membawa sebuah plastik hitam yang ternyata bau itu bukan berasal dari tubuhnya melainkan dari sekantong plastik itu. Tak lupa di sekitar mulut wanita itu ada noda berwarna merah yang mungkin noda saus yang ia makan tadi. Tubuhnya berkeringat dan basah. Tangannya yang menggenggam kantung plastik itu sangat lengket dan juga bau. Sungguh sulit untuk membayangkannya memang. Ketika dokter A mendekatinya, ia malah menggenggemanya dengan erat. "Amelia?" tanya dokter A. "A..a. Aku tadi lapar.." Melihat kedatangan dokter A, wanita itu semakin menggenggam kantung plastik itu dengan lebih erat dan merapatkan ke dadanya. Bau busuk yang keluar dari mulutnya ketika ia bicara membuat orang yang berpakaian jas tadi pergi meninggalkan tempat itu. "Tidak apa-apa.. Apa itu milikmu?" tanya dokter A. Wanita itu mengangguk perlahan. "Baiklah, kita bicarakan ini di kantorku saja. Kantorku tidak jauh dari sini kok" sambung dokter A. Singkatnya, dokter A nenuntunnya ke kantor kerjanya meski ia berharap kalau wanita itu tak mengikutinya. Ia berpikir mungkin bau kantung plastik hitam besar itu akan mengendap disana bahkan isinya bisa keluar dan tumpah dikarpetnya. Ketika sampai, ia malah menangis sejadi-jadinya. Dokter A pun memberikan tisu kepadanya. Tak banyak memang informasi yang didapat kala itu karena wanita itu hanya menangis. Ia hanya tahu bahwa isi dari plastik tersebut adalah sisa-sisa makanan. Entah kenapa ia juga tak mau membuangnya. Hingga dokter A bermaksud untuk bertemu di pertemuan selanjutnya saja. Ia memberikan kartu namanya, berharap wanita itu akan menghubunginya ketika emosinya telah stabil.
Hari berganti hari dan menit berganti menit. Tak ada lagi hubungan diantara keduanya. Dua minggu kemudian, dokter A bertemu sahabatnya dan mereka berbincang-bincang di jam makan siang. "Kau masih ingat pasien yang kau kirimkan padaku?". " Oh, ya. Bagaimana perkembangannya?" "Entahlah, dia tak banyak bicara. Dia terus saja menangis di kantorku" "Menurutmu, apa pendapatmu tentang ibunya?" "Ibunya? Aku tak mendapat informasi apapun darinya" "Bukan, maksudku apa dia datang bersama ibunya?" "Tidak dia hanya datang sendiri. Aku rasa ia benar-benar suka makan sampai tak bisa mengontrolnya". "Benarkah? Aku rasa pasienku, amelia bertubuh kurus kering dan tak suka makan. Ia bahkan memuntahkan makanan yang sudah ia makan".

The End.

Bagaimana? Apa kamu tahu siapa yang dimaksud?  Kalau dipikir-pikir memang si Amelia itu tak pernah bertemu dengan dokter A. Ia sudah dimakan ibunya sendiri. Hiiiiii... Ngeri juga punya ibu seperti itu. Kalian tahu kan apa yang kumaksud disini? ;)

See ya to the Next writing .. ! Makasih juga sudah menyempatkan waktu untuk mampir di blog yang sangat biasa ini hehe. 

0 komentar:

Posting Komentar